Skip to main content

Camping Ala Aussie

Tenda kami di Sydney Lakeside Holiday Park
Di Australia, camping tidak hanya dilakukan oleh Pramuka saja, tapi sudah menjadi gaya hidup keluarga. Berkemah menjadi pilihan hemat untuk mengisi akhir pekan dan liburan sekolah.

Kami pertama kali berkemah bersama delapan keluarga teman-teman ngaji The Precils. Waktu itu kami mencari-cari tempat berkemah di beberapa Taman Nasional di sekitar Sydney. Ternyata semua spot berkemah di bulan Januari sudah penuh. Kata resepsionis, kalau ingin berkemah di musim liburan sekolah (Desember-Januari) harus booking jauh-jauh hari. Akhirnya kami menemukan tempat berkemah di Holiday Park untuk awal bulan Februari, ketika liburan sekolah sudah berakhir. Kemah dua malam di akhir pekan ini cukup berkesan bagi The Precils dan kami, orang tuanya :)

Ada dua macam pilihan tempat berkemah di Australia: di Taman Nasional dan di Holiday Park. Untuk mendapatkan pengalaman kemah yang lebih otentik, bener-bener di tengah hutan, Taman Nasional adalah pilihan terbaik. Fasilitas camping di Taman Nasional beragam, dan biasanya lebih terbatas daripada di Holiday Park. Ada yang hanya menyediakan tempat berkemah, toilet, kamar mandi dan unit untuk barbekyu. Tapi ada juga yang fasilitasnya sudah cukup lengkap termasuk colokan listrik, kamar mandi dengan air panas dan fasilitas memasak. Tarif menginap per malam bervariasi, sekitar AU$ 7 untuk dewasa dan AU$ 5 untuk anak-anak. Untuk memesan tempat, biasanya harus menelpon langsung ke ranger/petugas taman nasional tersebut. Klik di sini untuk melihat daftar 220 bumi perkemahan di Taman Nasional NSW.

Matahari pagi di bumi perkemahan
Emak-Emak ngopi dan ngeteh. Anak-anak mana ya? :)
Bagi camper pemula, lebih mudah mencoba berkemah di Holiday Park atau kadang disebut juga Caravan Park/Tourist Park. Di Australia, ada ratusan Holiday Park yang tersebar di tiap daerah untuk traveler yang ingin berkemah atau bermalam di caravan. Holiday Park ini juga menyediakan kabin sederhana yang biasanya lebih murah tarifnya daripada motel atau hotel. Ketika road trip di pulau selatan New Zealand, kami dua kali menginap di kabin Holiday Park. Di Australia, cara paling mudah untuk mencari Holiday Park adalah dengan melihat website Big4 yang merupakan jaringan Holiday Park terbesar.

Fasilitas standar Holiday Park adalah kamar mandi, toilet, dapur, laundry, taman bermain dan tempat barbekyu untuk umum. Kadang ada juga Holiday Park 'mewah' yang ada kolam renangnya. Fasilitas umum ini digunakan bergantian untuk yang berkemah maupun yang membawa caravan atau yang menyewa kabin sederhana tanpa kamar mandi. Saya yang biasanya alergi sharing kamar mandi dan toilet, ketika camping tidak merasa keberatan lagi. Karena sudah bukan musim liburan, Holiday Park lumayan sepi, sehingga saya tidak harus antri kamar mandi. Semua fasilitas sangat bersih dan nyaman digunakan. Judulnya saja yang 'camping', tapi kami tetap bisa mandi air panas dengan nyaman seperti di rumah :p Bahkan ada kamar mandi khusus dengan bath tub untuk anak-anak. Little A senang banget bisa mandi di sini.

kamar mandinya luas, bersih dan nyaman
Kami, delapan keluarga mendapatkan spot berkemah di Sydney Lakeside Holiday Park, di daerah Narrabeen, kira-kira satu jam bermobil dari tengah kota Sydney ke arah utara. Holiday Park ini kami pilih karena lokasinya yang dekat dengan danau dan pantai, sehingga The Precils nanti bisa main-main air. Ketika memesan tempat berkemah jauh-jauh hari, kami belum tahu ramalan cuaca untuk hari itu. Jadi pasrah dan berdoa saja semoga cuaca cerah dan tidak hujan. Ternyata Sang Pemilik Alam berkehendak lain, tepat di hari pertama kami berkemah, gerimis turun sepanjang hari. Mungkin ini untuk menguji keteguhan hati para Pramuka Siaga ini, hehe. The Precils dan teman-temannya tampak tetap semangat membantu kami mendirikan tenda di tengah gerimis. Kalau bukan demi precils-precils ini, mungkin kami ogah berkemah di tengah hujan :D

Untungnya tenda kami lumayan kecil, cukup untuk 4 anggota keluarga kami yang berukuran mini juga. Tenda kami, Retreat 60 Tent, khusus kami beli online di Kathmandu, salah satu toko perlengkapan outdoor yang lumayan terkenal di Australia. Begitu paket tenda ini sampai di rumah, kami langsung mencoba mendirikannya di ruang tamu dan sempat dibuat bermalam beberapa hari oleh The Precils, sampai bosan. Alhasil, tenda berukuran 4,2 x 2,2 m ini tidak menyisakan ruang di lounge kami. Ada untungnya juga tenda ini pernah kami coba dirikan, jadi bisa pasang dengan cepat di tempat kemah.

Tenda kami termasuk mini dibandingkan dengan tenda teman-teman lain. Bahkan ada yang membawa 2 bedroom tent yang bisa muat untuk 6 orang. Kalau tenda serius begini, pasangnya juga lumayan lama. Peralatan camping yang dibawa teman-teman juga canggih-canggih semua, mulai dari sleeping bag (kantung tidur), sleeping mat, air bed (kasur angin), travel pillow, kursi lipat, lentera, meja lipat, esky, kompor portabel dan mesin barbekyu portabel. Memang di Australia, kemah sudah menjadi life-style (gaya hidup) sehingga peralatan berkemah dan segala aksesori-nya yang lucu-lucu gampang dibeli di toko-toko outdoor. Dua toko outdoor yang populer di Australia adalah Ray's Outdoor dan Kathmandu. Kalau lihat katalog online mereka, rasanya saya juga ingin beli ini itu :)

Di Sydney Lakeside Holiday Park, tempat berkemah dijadikan satu dengan tempat parkir Caravan. Setiap keluarga mendapat jatah tempat yang lumayan luas, sekitar 6x8 meter untuk mendirikan tenda dan memarkir mobil di sebelah tenda. Tempat kemah ini berupa lapangan rumput dengan fasilitas kran air dan colokan listrik karena kami memilih Powered Site. Camping ala Aussie ini sama sekali nggak ada susahnya karena ketergantungan kami dengan gadget difasilitasi oleh adanya colokan listrik. Jadi judulnya saja yang 'camping', urusan men-charge gadget tetep jalan terus :)

Gadget gak mau ketinggalan ikut camping :p
Setelah malam pertama diguyur hujan, kami bisa tersenyum menikmati cuaca cerah keesokan harinya. Ibu-ibu langsung mojok ngerumpi di bangku taman ditemani teh dan kopi panas. Bapak-bapak, sesuai hobinya, pergi memotret matahari terbit di pantai atau pergi memancing (yang sayangnya, belum ada hasil). Asyiknya berkemah dengan banyak keluarga seperti ini, anak-anak punya teman bermain sehingga Emak-Emak bisa sedikit santai tanpa direcoki The Precils yang sebentar-sebentar bilang 'I'm bored'. 

Mungkin ini bedanya camping ala keluarga Aussie beneran dan ala keluarga Indonesia yang ada di Aussie: kami kelebihan stok makanan! Keluarga Aussie biasanya jalan-jalannya hanya satu sampai tiga keluarga, jarang yang sampai delapan keluarga seperti kami :D Mereka pun biasanya bawaannya minimalis, daging atau seafood untuk barbekyu, roti, salad dan buah. Sementara kami, semua masakan dari rumah diangkut ke tempat camping: beras dan rice cooker, Indomie berbungkus-bungkus, sawi, salad, buah, sosis, telur, kornet, roti, sereal, susu, daging sapi dan domba untuk barbekyu, lauk pauk seperti rendang, kering tempe, ayam goreng, dan tentu saja tak ketinggalan sambal! Tapi itu juga enaknya jadi orang Indonesia: nikmat sekali tetap bisa makan kering tempe, rendang dan sambal ijo di negeri orang :) Beruntung banget saya berkemah bareng Ibu-Ibu yang jago masak, bisa numpang makan lauk enak :p

Ketika matahari mulai naik, kami mengajak anak-anak jalan kaki ke pantai, dengan membawa body board mereka untuk bermain ombak. Kira-kira perlu sepuluh menit jalan kaki dari bumi perkemahan sampai di pantai North Narrabeen. Pantai ini panjang banget, mengingatkan saya pada garis pantai di Gold Coast. Bulir pasirnya besar dan keemasan, khas pantai-pantai di bagian utara Sydney. Anak-anak yang besar segera bermain ombak dengan body boar mereka, sementara Precils yang masih kecil seperti Little A cukup senang bermain pasir. Ternyata Little A takut mendengar suara ombak yang berdebur sehingga dia tidak mau mendekat ke air. Cukup lama kami main-main di pantai ini sampai anak-anak puas.

bermain ombak di pantai North Narrabeen
Sore hari, setelah anak-anak membersihkan diri dari pasir pantai, giliran kami yang beraksi menggelar barbekyu. Daging yang direndam bumbu sudah kami siapkan dari rumah, begitu juga dengan sosis yang siap dipanggang. Di Holiday Park ini ada mesin barbekyu untuk umum, tapi kami memilih menggunakan barbekyu portabel yang bisa ditaruh di atas meja piknik. Barbekyu portabel ini menggunakan bahan bakar gas. Sebenarnya lebih asyik barbekyu dengan bahan bakar arang (charcoal), tapi sayangnya di Holiday Park ini dilarang menggunakan api (open fire). Karena itu juga kami tidak membuat acara api unggun :p Barbekyu cukup sukses membuat kami semua kekenyangan dan tidur lebih nyenyak tanpa gangguan hujan seperti malam sebelumnya.

Alternatif Penginapan
Kenyamanan berkemah dengan fasilitas lengkap seperti ini membuat camping menjadi satu pilihan akomodasi yang hemat di Australia. Tarif berkemah lebih murah dibandingkan dengan menginap di kabin, motel apalagi hotel. Semalam, kami cukup membayar AU$ 40 untuk satu keluarga (2 dewasa dan 2 anak-anak). Untuk keluarga petualang, pilihan camping ini tentu cukup menarik, hanya bermodal tenda, bisa menghemat biaya akomodasi separuhnya atau bahkan sampai 80%. Saya jadi ingat, ketika menginap di Te Anau Holiday Park, kami bertemu keluarga Amerika dengan dua precils yang keliling New Zealand dengan berkemah.

Hanya saja, lokasi Holiday Park di Australia biasanya cukup jauh dari pusat kota. Di Sydney, ada dua Holiday Park dari Big4 yang letaknya kira-kira satu jam dari pusat kota, yaitu: Sydney Lakeside dan Sydney Gateway Holiday Park. Akomodasi jenis ini cocok untuk mereka yang melakukan road trip dan memiliki kendaraan sendiri, misalnya dari Gold Coast ke Sydney atau dari Melbourne ke Sydney. Tarif menginap di Holiday Park ini termasuk murah karena sudah termasuk tarif parkir mobil untuk 24 jam. Bandingkan dengan tarif tambahan yang dikenakan hotel-hotel di Sydney untuk parkir mobil semalaman, mahalnya minta ampun, bisa mencapai AU$ 40 semalam untuk mobilnya saja.

camper kids
Ternyata setelah mencoba kemah satu kali, kami ketagihan dan ingin mencoba lagi. Akhir Maret ini kami akan camping lagi di daerah Kiama. Ada yang mau ikut? :)

~ The Emak

Comments

Popular posts from this blog

Tips Packing ke Australia dan New Zealand

Tas keluarga The Precils. Foto oleh Radityo Widiatmojo. Golden rule of packing: Take half of the clothes you were planning to bring and twice the money. Aturan yang menurut saya bener banget itu saya baca dari artikel di website National Geographic . Barang bawaan seharusnya tidak membuat perjalanan menjadi merepotkan. Bagi kami, tambahan dua precils sudah cukup menyita perhatian, jangan ditambah dengan acara menyeret koper atau menggendong ransel yang berat. Tapi jangan khawatir, keahlian packing ini akan semakin meningkat seiring jumlah perjalanan yang dilakukan. Prinsip saya: bawa sesedikit mungkin. Dari foto di atas terlihat 5 tas yang biasa kami bawa kalau bepergian. Anak-anak punya koper mereka sendiri. Ini membuat mereka belajar mengepak dan bertanggung jawab atas barang-barang mereka. Juga memudahkan kalau mereka mencari barang, selalu ada di koper mereka sendiri. Tas saya adalah ransel coklat kecil yang ringan digendong. Saya memilih ransel kecil karena dua tangan saya harus

Mengurus Visa Schengen Untuk Keluarga

Impian saya jalan-jalan ke Eropa akhirnya terkabul tahun ini. Alhamdulillah. Senang dan semangat banget bikin rencana dan itinerary. Tapi... tentunya harus mau ribet dikit ngurus visa. Schengen itu apa? Wilayah Schengen meliputi 26 negara di Eropa yang telah menghapuskan pemeriksaan paspor di perbatasannya. Kalau kita memiliki visa Schengen, kita bisa bebas keluar masuk 26 negara tersebut tanpa pemeriksaan paspor lagi. Dengan kata lain, ketika kita mengajukan visa (izin berkunjung) ke salah satu negara yang termasuk di wilayah Schengen, kita mendapat bonus visa ke 25 negara lainnya. Jadi sebenarnya rugi besar kalau visa Schengen cuma digunakan untuk berkunjung ke satu negara saja :) Berikut daftar negara-negara di Eropa yang termasuk di wilayah Schengen: 1. Austria 2. Belgia 3. Czech Republic 4. Denmark 5. Estonia 6. Finlandia 7. France (Perancis) 8. Germany (Jerman) 9. Greece (Yunani) 10. Hungaria 11. Iceland 12. Italia 13. Latvia 14. Liechtenstein 15. Lithuania 16. Luxembourg 17. Mal

Ke Legoland Malaysia, Via Changi Atau Senai?

  Tadinya, untuk liburan ke Legoland, kami akan terbang langsung dari bandara Juanda Surabaya ke Senai Airport, Johor Bahru, dengan Air Asia. Apalagi The Emak sudah sukses mendapatkan tiket 0 rupiah setahun sebelumnya *bangga mode on *. Tapi ternyata jadwal keberangkatan kami bertepatan dengan meletusnya Gunung Kelud. Hujan abu vulkanik membuat bandar Juanda ditutup dan semua penerbangan dibatalkan. Saya terpaksa mengatur ulang rencana jalan-jalan ke Legoland. Kali ini kami akan terbang ke Changi Airport, Singapura. Bentar, sebelum lanjut, di mana sih Johor Bahru ini? Coba kita ingat pelajaran geografi, atau... yang lebih gampang sih buka Google Map aja :) Johor Bahru adalah kota paling selatan di semenanjung Malaysia, berbatasan dengan Singapura, hanya dipisahkan oleh selat Johor. Legoland terletak 35 km dari kota (JB Sentral), bisa ditempuh sekitar 30 menit dengan taksi. Turis Indonesia punya dua pilihan: ke Legoland via Senai Airport atau Changi Airport. Dari bandara Senai menuju Le